Kadang-kadang
terasa tidak mungkin bagi sementara orang untuk memahami bagaimana jin yang terbuat dari api bisa
disiksa dengan api pula, sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:
“ Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama-sama umat-umat terdahulu, baik jin maupun manusia (QS. Al-A’raf:38), Kalimat Tuhanmu telah ditetapkan: “Sesungguhnya akan memenuhi neraka Jahannam dengan Jin dan manusia (yang durhaka) semuanya” (QS.Hud:119), dan mereka dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang sesat dan balatentara iblis semuanya (QS. As-Syu’ara:94-95), serta ayat-ayat yang menyampaikan ancaman kepada mereka dengan siksa neraka jahim dan neraka jahannam.
“ Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama-sama umat-umat terdahulu, baik jin maupun manusia (QS. Al-A’raf:38), Kalimat Tuhanmu telah ditetapkan: “Sesungguhnya akan memenuhi neraka Jahannam dengan Jin dan manusia (yang durhaka) semuanya” (QS.Hud:119), dan mereka dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang sesat dan balatentara iblis semuanya (QS. As-Syu’ara:94-95), serta ayat-ayat yang menyampaikan ancaman kepada mereka dengan siksa neraka jahim dan neraka jahannam.
Jawabnya
mudah dan dekat. Akan tetapi karena begitu dekatnya, sehingga menjadi sulit
dilihat atau ditentukan. Kita semua anak Adam diciptakan Allah SWT dari tanah.
Kendati begitu, jika kita tertimpa segumpal tanah yang keras, atau yang tidak
keras, tetapi banyak , pasti akan melukai dan bisa-bisa membuat anda mati.
Lantas, bagaimana mungkin hal itu terjadi ? Sebab, secara sederhana, kita
sekarang tidak lagi berada dalam bentuk semula, tetapi sudah memiliki bentuk
lain. Demikian pula halnya dengan jin.
Bahkan,
kalaupun jin masih tetap berbentuk nyala api, atau bahkan api itu sendiri, maka
kalau Allah menghendaki ia bisa merasa dan menentukan dan menentukan bahwa ia
bisa disiksa dengan barang yang sejenis, niscaya hal itu mudah bagi Allah,
sebagaimana firman-Nya : ” Sesungguhnya
perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami kehendakinya, Kami hanya
mengatakan kepadanya, “Jadilah!” maka jadilah ia (QS.An-Nahal:40).
Persoalannya
di sini, dari awal hingga akhir,
berkaaitan dengan akidah, berkaitan dengan iman kepada Allah SWT, dan dibangun
atas dasar keyakinan akan benarnya firman Allah : “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian dia tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar (QS:Al-Hujurat : 15).
Allah
juga berfirman : “ dan Tuhanmu
menciptakan apa yang dikehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan
bagi mereka (Qs. Al-Qashash : 68), dan Katakanlah, “ Wahai Tuhan yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan
Engkau cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan-Mulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala
sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan siang ke
dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang amti, dan Engkau keluarkan
yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki
tanpa batas” (QS. Ali-Imran : 26-27).
Karenanya,
adalah sangat mengherankan adanya sementara orang yang mengingkari disiksanya
jin dengan api, sedangkan jin sendiri mengakui hal itu. Diterangkan dalam Al-Qur’an
: “ Dan sesungguhnya diantara kami
terdapat jin-jin yang taat, dan adapula
jin-jin yang ingkar dari kebenaran. Barang siapa yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun jin-jin yang menyimpang dari
kebenaran maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam (QS. Al-Jin : 14-15
).
Sebagaimana
telah dikemukakan di muka, maka persoalannya, pertama-tama, adalah persoalan
iman. Kalau kita bukan orang yang beriman kepada Allah dan firman-Nya, maka
sesudah kekafiran adalah kesesatan. Terhadap orang-orang seperti itu, pintu
diskusi memang tertutup. Wallohu a’alam !
Sumber : Dialog Dengan Jin Muslim
Muhammad Isa Daud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar