Kamis, 11 Oktober 2012

JAWABAN ANGGOTA BADAN KETIKA AKAN DICABUTNYA RUH



Apabila Allah swt hendak mencabut ruh seseorang hambanya, maka datanglah malaikat Izrail kepada seorang hamba yang mu’min dari bagian mulutnya untuk mencabut ruh dari jalan ini,
karena mulut ini telah lama aku pergunakan untuk mengingat asma-asma Allah swt, Lalu kembalilah malaikat Izrail kepada Allah swt. Lalu mengadukan hal tersebut. Kemudian Allah swt berfirman, “cabutlah ruhnya dari arah yang lain”. Kemudian datanglah malaikat Izrail dari arah tangannya, lalu keluarlah shodaqah sambil berkata; “bukan jalanmu, wahai malaikat Izrail untuk mencabut dari jalan ini, karena sesungguhnya dia sering saya pergunakan untuk bersedekah, mengasihi anak yatim, menulis ilmu-ilmu agama dan memerangi orang kafir. Kemudian datanglah malaikat Izrail ke bagian kaki dari hamba tersebut, seraya berkatalah kaki tersebut ; “Bukan jalanmu, wahai malaikat Izrail untuk mencabut jalan ini, karena sesungguhnya ia aku pergunakan berjalan untuk sholat berjama’ah, sholat jum’at, sholat-sholat hari raya dan tempat-tempat pengkajian ilmu. Kemudian malaikat jibril datang ke bagian telinganya, dan berkatalah telinga itu; “Tidak ada jalan bagimu dari kedua telingaku ini, karena sesungguhnya dia telah aku perbunakan untuk untuk mendengarkan Alquran, azan, dan zikir.
Kemudian datanglah malaikat Izrail lewat jalan kedua matanya, akan tetapi kedua mata tersebut berkata ; “Bukan jalanmu dari arah ini, karena sesungguhnya dia telah aku pergunakan untuk membaca Alquran, melihat kedua orang tua kami, melihat para ulama’ dan untuk melihat orang-orang yang sholeh’. Maka kembalilah malaikat Izrail kepada Allah swt. Seraya berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya hambamu telah berkata demikian...dan demikian...(dari kejadian – kejadian itu), kemudian Allah berfirman, “ Wahai malaikat Izrail gantungkanlah nama-Ku di atas telapak tanganmu dan perlihatkanlah nama-Ku itu kepada ruh hamba-Ku, sehingga ruh itu keluar”.
Kemudian malaikat Izrail menulis nama Allah swt tersebut di atas telapak tangannya, kemudian diperlihatkannya kepada ruh hamba tersebut, maka keluarlah ruh tersebut lantaran melihat nama Allah swt. Dan hilanglah rasa sakit dan kepedihan sakaratul maut hamba tersebut. Dan tidaklah hilang siksa yang pedih dari seorang hamba apabila tertanam di dada mereka nama Allah SWT. Hal itu sesuai sesuai dengan firman Allah swt dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 22; “Maka barang siapa yang hatinya telah dibukakan untuk menerima agama Allah (Islam), maka ia telah berjalan di atas hidayah dari Allah SWT.”
Dalam hadist yang lain diterangkan, apabila telah sampai sakaratul maut bagi seorang hamba, maka pemanggil yang memanggil dari hadapan Allah SWt : “Wahai ruh, berhentilah sebentar saja, hingga ia merasakan istirahat, ketika ruh telah sampai di dada, maka Allah swt berfirma, “Berhentilah sejenak saja, hingga ia merasakan istirahat. Begitu juga apabila ruh sampai pada kedua lutut, pusar, dan sampai pada kerongkongan, maka Allah swt berfirman: “Berhentilah sejenak saja, hingga memohon diri (pamit) antara anggota badan yang satu dengan lainnya, seraca mengucapkan kalimat dalam perpisahan itu :
“ASSALAAMU ‘ALAIKUM ILAA YAUMIL QIAAMAH”
“Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu sampai hari kiamat.”
Demikian juga kedua telinga, kedua tangan, kedua kaki dan memohon diri pulalah ruh dengan jasadnya, iman memohon diri dengan lisannya. Maka tinggallah kedua tangan tanpa bisa bergerak, kedua kaki tanpa bisa bergerak, kedua mata tanpa bisa melihat, kedua telinga tanpa bisa mendengar, badan tanpa adanya ruh. Dan andaikan lisan tersebut tidak beriman serta hati tidak ada ma’rifat, lalu bagaimana keadaan seorang hamba tersebut di liang lahat ?Dia tidak dapat melihat seorangpun, tidak dapat melihat bapaknya, ibunya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, dan teman-temannya. Dan di liang lahat juga tidak ada kasur serta tidak ada pula selembar selimut.
Wallahu a’lam.
Sumber            : Kitab DAQOOIQUL AKHBAR
                         PENCIPTAAN NUR MUHAMMAD
             Oleh : Ust. Labib MZ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar