Jumat, 12 Oktober 2012

CARA SETAN MENGHAPUS IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT


Dalam suatu riwayat telah diterangkan bahwa, “sesungguhnya telah datang setan laknatullah di sisi kepala seseorang hamba, seraya berkata kepada hamba itu:
“Tinggalkan agama ini (Islam) dan katakan bahwa Tuhan ada dua, agar kamu selamat dari kepedihan sakaratul maut”. Apabila telah terjadi peristiwa demikian, maka itu adalah bahaya yang sangat mengerikan dan ketakutan yang besar, oleh sebab itu tetaplah dirimu agar selalu menangis dan merendahkan diri, serta menghidupkan waktu malam dengan memperbanyak ruku’ dan sujud sehingga kamu selamat dari siksanya Allah.
Abu Hanifah pernah ditanya seseorang: “Dosa apakah yang dikhawatirkan dapat menghapuskan dosa seseorang ketika sakaratul maut ?” Imam Abu Hanifah menjawab : Meninggalkan syukur atas keimanan, meninggalkan rasa takut apabila mati tidak beriman dan menganiaya sesama makhluk. Maka barang siapa yang di dalam dirinya terdapat tiga perkara tersebut, maka kebanyakan dia itu akan keluar dari dunia ini dalam keadaan kafir, kecuali orang-orang yang mendapat keberuntungan.
Dan dikatakan pula, siksaan yang amat pedih bagi mayit ketika sakaratul maut adalah merasakan dahaga dan terbakarnya hati. Pada waktu itulah setan mendapatkan kesempatan menghapus iman seseorang mu’min, karena merasakan kehausan dan kesakitan yang amat parah pada waktu itu. Pada saat itulah kemudian setan datang di sisi kepala seorang mu’min dengan membawa semangkok air yang kental, kemudian setan menggerak-gerakkan mangkok tersebut hingga berkatalah seorang mu’min tersebut: “Berikanlah aku air. Pada saat itulah seorang mu’min tidak mengetahui sesungguhnya yang membawa semangkok air tersebut adalah setan. Lalu berkatalah setan itu: “Katakanlah, bahwa dunia ini tidak ada yang menciptakan, sehingga aku memberikan air ini kepadamu”. Jia hamba itu termasuk orang yang beruntung, maka tidaklah dia menjawabnya. Maka setan datang lagi ke arah kakinya dan menggerak-gerakkan mangkok tersebut kepadanya, maka berkatalah seorang mu’min: “Berikan aku air”. Lalu setan itu berkata: “Katakanlah, Rasulullah SAW itu  adalah seorang pendusta, sehingga air ini aku berikan kepadamu. Barang siapa yang termasuk orang-orang yang celaka, maka menjawablah dia sebagaimana perkataan tersebut. Karena sesungguhnya orang itu tidak sabar atas kehausan yang sangat, maka dia akan keluar dari dunia ini dalam keadaan kafir. Dan barang siapa yang termasuk golongan orang-orang yang beruntung, maka dia akan menolak perkataan setan itu dan berfikir siapakah yang berada di hadapannya itu.
Sebagaimana dalam suatu kisah, “Sesungguhnya Abu Zakaria adalah seorang yang zuhud, ketika mendekati ajalnya dataanglah seorang temannya, pada waktu itu Abu Zakaria dalam keadaan sakaratul maut, kemudian temannya mengajarkan kalimat thayyibah yaitu :
LAA ILAA HAILLALLAAH MUHAMMADURRASUULULLLAAH
Tapi Abu Zakariyah memalingkan wajahnya dari temannya dan ia tidak mengucapkan kalimat itu sedikitpun. Lalu temannya mengulangi lagi untuk yang kedua kalinya, tapi Abu Zakaria tetap memalingkan wajahnya. Kemudian temannya mengulangi lagi untuk ketiga kalinya, maka Abu Zakariyah berkata :”Aku tidak akan mengucapkannya”. Karena perkataan Abu Zakariyah itu, temannya jadi bingung. Ketika Abu Zakariyah sudah sembuh setelah satu jam (dalam keadaan sakaratul maut), lalu dia membuka kedua matanya, lalu dia berkata kepada teman-temannya : “Apakah kalian telah mengucapkan sesuatu kepadaku ?” Mereka menjawab: “Ya, aku telah mengucapkan kalimat syahadat sampai tiga kali kepadamu. Akan tetapi engkau berpaling dua kali, dan untuk yang ketiga kalinya engkau mengatakan aku tidak akan mengucapkan”.
Kemudian Abu Zakariyah menceritakan tentang kejadian tersebut, “Telah datang iblis kepadaku dengan membawa semangkok air, lalu ia berdiri di sisi kananku dan menggerak-gerakkan mangkok yang berisi air tersebut kepadaku seraya berkata kepadaku: “Tidakkah kamu membutuhkan air ?” Kemudian iblis itu berkata: “Katakanlah bahwa Isa itu adalah anak Allah, maka aku berpaling darinya. Lalu datang lagi iblis tersebut di sebelah kakiku dengan mengucapkan kepadaku sebagaimana tadi. Lalu yang ketiga kalinya ia berkata : “ Katakanlah bahwa Allah itu  tidak ada”. Maka aku menjawab; “Aku tidak akan mengatakannya.” Ketika itu jatuhlah mangkok yang dibawa iblis  dan berlarilah iblis tersebut. Aku menolak pada iblis, bukan pada kamu semua. Dan aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.
Wallahu a’lam.
Sumber            : Kitab DAQOOIQUL AKHBAR
                                      PENCIPTAAN NUR MUHAMMAD
                                     Oleh : Ust. Labib MZ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar