Kamis, 04 Oktober 2012

PARANORMAL DAN DUKUN



Kesalahan orang-orang awam yang paling besar adalah mereka meyakini bahwa orang-orang seperti paranormal dan dukun dapat mengetahui kegaiban, sehingga mereka mendatanginya untuk bertanya tentang, misalnya,
masalah-masalah yang berkaitan dengan kasus pencurian dan kejahatan, atau ramalan-ramalan untuk diri dan anak-anak mereka di masa depan. Merugilah mereka semua, baik yang bertanya atau yang ditanya, sebab kegaiban adalah ilmu Allah Swt yang tidak diperlihatkan-Nya kecuali kepada hamba-hamba-Nya yang saleh.
Allah Swt. Berfirman,
“Yang Mengetahui kegaiban. Dia tidak memperlihatkannya kepada seorang pun kecuali rasul yang dirihai-Nya. Dia mengadakan penjaga-penjaga di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui bahwa risalah-risalah Tuhannya. Ilmu-Nya meliputi segala yang ada pada mereka dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (Q.S.Al-Jin:26-28)
                Keyakinan bahwa si fulan mengetahui kegaiban adalah keyakinan yang salah dan menyesatkan, serta bertentangan dengan akidah Islam yang senantiasa menyatakan bahwa ilmu kegaiban hanyalah milik Allah Swt.
                Adapun jika kedatangan mereka tersebut dilanjutkan dengan menanyakan kegaiban, maka perbuatan itu termasuk dosa besar. Dalam shahih Muslim dan Imam Ahmad terdapat sebuah riwayat dari beberapa isteri nabi saw., beliau bersabda, “Orang yang mendatangi paranormal lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka salatnya tidak akan diterima selama 40 malam.”
                Jika orang itu mempercayai pernyataan paranormal maka itu merupakan perbuatan kufur sebagaimana disebutkan dalam Musnad dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw, “Orang yang mendatangi paranormal atau dukun, lalu mempercayai ucapan mereka, maka ia telah kafir pada ajaran yang diturunkan kepada Muhammad.”
                Pengulas “Aqidah Al-Thahawiyah mengatakan, “Para astrolog, menurut sebagian ulama, termasuk dalam kategori paranormal. Tapi menurut ulama lain, astrolog sama dengan paranormal. Jika apa yang dikatakan nabi itu adalah akibat yang ditanggung oleh si penanya, maka bagaimana lagi yang ditanya? Maksudnya, jika orang yang bertanya kepadanya tidak diterima salatnya selama 40 hari, jika orang yang mempercayainya dianggap kafir terhadap ajaran Rasulullah saw., lantas bagaimana dengan dukun dan paranormal itu sendiri ?
 Wallahu a’lam.
Sumber : Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar
JIN, SETAN, dan IBLIS Menurut Alquran dan Sunah 

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar