Kita masih sering mendengar orang-orang yang bercerita bahwa
si fulan dari kalangan manusia menikahi si fulanah dari kalangan jin, atau si
fulanan dari kalangan manusia dipinang oleh si fulan dari golongan jin.
Benarkah ?
Imam Al-Suyuti menyebut sejumlah riwayat dan informasi dari
kalangan salaf dan para ulama yang menunjukkan terjadinya perkawinan antara
manusia dengan jin. Ibn Taimiyah, dalam Al-Majmu’ (jld.19 hlm. 39),
mengungkapakan,” Jin dan manusia mungkin saja menikah dan menghasilkan anak.
Ini banyak terjadi dan populer.”
Sekalipun hal ini diasumsikan mungkin terjadi dan cukup
populer, namun sejumlah ulama seperti al-hasan, Qatadah, Al-Hakim, dan Ishaq
menganggapnya sebagai perbuatan makruh. Imam Malik tidak mendapatkan dalil yang
melarang manusia nikah dengan Jin, hanya saja beliau tidak menganjurkan hal
tersebut. Alasannya,” Saya tidak suka ketika berjumpa dengan seorang wanita
yang hamil lalu ditanyakan , Siapa suamimu ? Ia menjawab, Jin. Itu akan
menimbulkan banyak kebejatan.
Sejumlah ulama memilih untuk melarang pernikahan antara
manusia dengan jin, dengan alasan Allah SWT telah memberi anugerah kepada
manusia dengan menjadikan pasangan mereka berasal dari jenis mereka sendiri,
sebagimana firman Allah swt :
“Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan kamu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya rasa kasih dan sayang diantara
kalian. (QS.Ar-Rum:21).
Kalaupun terjadi perkawinan antara manusia dengan jin, tidak
akan mungkin tercipta keharmonisan dan keserasian karena perbedaan jenis
keduanya. Dengan begitu , hikmah perkawinan menjadi buyar, karena rasa kasih
dan sayang yang diisyaratkan dalam ayat Al-Quran di atas tidak terwujud.
Tapi, sebagian orang mengklaim terjadinya perkawinan
tersebut, baik jaman sekarang maupun jaman lampau. Kalau memang terjadi, itu
adalah sesuatu di luar kebiasaan, sehingga jarang sekali pelakunya menanyakan
hukum syariat tentang hal itu, atau mungkin pelakunya tidak berdaya sehingga
tidak bisa menghindarinya.
Wallahu a’lam.
Sumber : Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar
JIN, SETAN, dan IBLIS Menurut Alquran dan Sunah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar